Khamis, Disember 18, 2008

Takut akan Allah s.w.t

Allah telah berfirman, maksudnya; "Wahai orang-orang yang beriman, takutlah kepada Allah dan hendaklah [tiap-tiap]orang memperhatikan apa yang diusahakan esok [hari kiamat]. Takutlah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa-apa yang kamu kerjakan." [Q.S Al Hasyr;18]. Sesungguhnya orang mukmin takut akan azab Allah, dan seharusnya seorang mukmin harus berada di antara rasa takut dan berharap. Dia harus sentiasa mengharapkan rahmat Allah, dan tidak sekali berputusasa. Ingatlah, rahmat Allah tak akan terhenti terhadap hambanya laksana air kali nan jernih menyusur tebing.

Teman sekelian, tanda-tanda takutkan Allah ada 7. Pertama pada lisannya. Orang mukmin sentiasa menjaga lidahnya dari dusta, ghibah, mengadu domba, berbual kosong dan banyak bercakap. Mereka akan menyibukkan diri dengan berzikr, membaca Al Quran dan muzakarah ilmu.

Kedua, pada hatinya. Mereka membuang rasa permusuhan, kebodohan dan kedengkian terhadap saudaranya. Lantaran kedengkian dapat menghapuskan segala kebaikan yang kita lakukan. Pembaca budiman, dengki khianat itu adalah penyakit yang merbahaya dan tiada ubat baginya, selain dari ilmu dan amal.

Ketiga, pada pandangannya iaitu matanya. Maka bagi orang-orang mukmin, mereka tidak akan memandang akan segala macam yang haram di sisi Allah. Tidak pula mereka itu leka akan kelazatan dan tipu daya dunia.

Keempat, pada perutnya. Mereka tidak memakan yang haram baik dari sumbernya mahupun bersubahat akannya. Makanan yang halal di sisi Allah menjamin kenikmatan tubuh yang sihat dan menjauhi dari azab api neraka kelak.

Kelima, pada kedua tangannya. Nikmat tangan yang dikurniakan diguna hanya untuk mentaati Allah semata.

Keenam, pada kakinya. Tidak ia berjalan untuk maksiat melainkan hanya untuk mencari keredhaannya.

Ketujuh, terlihat pada ketaatannya. Sesungguhnya mereka takut akan nikmat yang diberi akan menjadikan mereka ujub dan riak. Berpesan-pesanlah kita agar kita tergolong dari kalangan orang-orang yang dikasehi Allah. Amin...

Secangkir budi seberkas hati mohon melabuhkah tirai tinta seketika, bertemu di lain bicara, salam menikmati tuntutan ilahi..

Tiada ulasan: